Ada Apa dengan Sampah?

Oleh: Azita Zandian

Sampah?? Sepertinya bukan masalah saya

Apakah ada untungnya buat saya kalo sampah berkurang?

           Hal diatas mungkin adalah hal yang dirasakan oleh hampir semua orang. Tidak semua orang merasa sampah adalah masalah besar yang harus dipikirkan. Judul artikel ini pun penegasan mengenai apakah masyarakat sudah sadar terhadap isu lingkungan terkait sampah? Kesadaran normatif masyarakat baru sampai membuang sampah harus pada tempatnya.  Setidaknya dengan membuang sampah pada tempatnya, estetika terjaga, agar lingkungan terlihat rapi, bersih dari sampah.

           Ya. Hanya sebatas itu kesadaran sebagian orang mengenai sampah. Tidak banyak yang mengetahui sampah yang berlebihan dan tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah mulai dari banjir, penyakit, serta polusi. Hal ini wajar, karena dampak permasalahan berlebihnya sampah tidak dirasakan langsung seperti kalau tidak makan maka kita akan langsung merasa lapar. Masalah sampah ini kalau diibaratkan mirip seperti kanker yang tidak ada gejala langsungnya ketika kita terkena paparan radikal bebas. Kanker umumnya baru diketahui ketika paparan radikal bebas tersebut sudah menumpuk bertahun-tahun di tubuh.

             Dampak yang tidak dirasakan langsung ini pun parahnya juga bukan hanya sekedar pengabaian karena efeknya jangka panjang. Banyak juga masyarakat yang sama sekali tidak mengetahui dampak tidak langsung ini sehingga tidak menyadari urgensi pengurangan sampah. Berapa banyak yang mengetahui bahwa sampah terdiri dari kategori organik dan non-organik? Berapa banyak yang mengetahui bahwa sampah non-organik seperti plastik butuh ribuan tahun agar dapat diurai oleh alam? Berapa banyak pula yang tahu bahwa sampah baterai tidak dapat begitu saja dibuang ke TPS/TPA karena mengandung logam berat seperti merkuri dan timbal yang dapat mencemari tanah, air tanah, air sungai dan pada akhirnya air yang ktia minum?

       Hal ini menandakan kurangnya edukasi pada masyarakat mengenai sampah, pentingnya pengurangan sampah serta pemilahan sampah. Jika masyarakat sudah paham dampak-dampak negatif dari pengelolaan sampah yang tidak tepat, gerakan seperti reduce, reuse, dan recycle akan dengan sendirinya dilakukan oleh masyarakat. Contohnya masyarakat yang umumnya memilih membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastic umumnya adalah masyarakat yang sudah teredukasi dan memilih menjalani hidup dengan green. Masyarakat yang membuang sampah sesuai kategori organik dan anorganik umumnya juga masyarakat yang sudah mendapat paparan edukasi mengenai pentingnya gaya hidup yang green. Makin maju pemikiran masyarakat, pola hidup ramah lingkungan biasanya pun akan meningkat. Contohnya di Jepang yang tingkat pendidikan masyarakatnya sudah baik bahkan sudah menyadari pemilihan sampah dengan adanya tempat sampah dengan 11 kategori. Jadi pekerjaan rumah (PR) besar kedepannya memang tampaknya merupakan meningkatkan kesadaran masyarakat. Polanya adalah masyarakat sadar, pola hidup ramah lingkungan akan meluas, dan cita-cita idealnya adalah terjaganya lingkungan dari jumlah sampah terutama  yang sulit diurai alam yang makin akan terus berkurang. Semoga……

Sumber:

http://news.detik.com/read/2012/02/09/154054/1838580/10/duh-jakarta-dibanjiri-sampah-6500-ton-per-hari

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s